Pages

Jumat, 04 November 2011

cinderella ga selamanya harus sama pangeran

Malam itu Cinderella telah membius pangeran dengan pesonanya. Namun takdir tidak selalu berpihak. Cinderella tiba-tiba menghilang dari keramaian dan meniggalkan sejuta tanya di hati pangeran. Hanya sepatu kaca yang tergeletak di lantai itu yang menjadi pelipurlara pangeran. Ia simpan sepatu kaca  itu di lemari khusus agar sepatu itu terjaga.

Suatu ketika karena rindunya sang pangeran kepada Cinderella, dikeluarkanlah sepatu kaca dari lemari khusus itu dan disimpan di atas meja kerjanya. Dipandangi sepatu kaca itu dengan seksama oleh pangeran. Tiba-tiba ponselnya bunyi dan ia segera meraih ponsel yang ada di atas kasurnya. Tanpa sengaja saat pangeran berdiri sikutnya menyenggol sepatu kaca itu dan praaaang. Sepatu kaca pecah dan berserakan di lantai.

Hati pangeran tiba-tiba sakit. Entah apa yang membuat ia merasa seperti itu. Ia lihat serpihan sepatu kaca itu sekali lagi dan memungutnya. Pangeran memaki dirinya sendiri karena telah merusak sepatu kaca yang dimilki oleh orang yang membuatnya jatuh cinta. Lalu dengan segenap hatinya ia eratkan  serpihan sepatu kaca  itu menggunakan lem dan menyatukanya satu demi satu hingga menyatu kembali walaupun retakan pada sepatu itu masih jelas terlihat. Sangat tidak masuk akal memang sebuah kaca yang pecah dapat disatukan kembali. Tapi inilah kenyatannya. Kekuatan mencinta.

Waktu terus berjalan seperti bumi yang terus berotasi bahkan berevolusi. Sang pangeran menjadi sosok yang labil. Ini semua karena Cinderella. Bahkan sampai-sampai ia pernah sakit selama satu bulan gara-gara memikirkan Cinderella. Akhirnya dia sudah tidak tahan lagi. Ia akan mencari Cinderella walau sampai ke ujung samudra Atlantik.

Pencarian pun dimulai dan tentunya pangeran tidak lupa membawa sepatu kaca itu. Ditemani Eros sang kuda pejantan yang selalu menemani pangeran kemanapun pangeran berkelana. Tidak ketinggalan juga dua pengawal setianya  yang terkadang bersikap tolol. Lucas yang  selalu memakai baju terbalik dan Doski yang selalu memenuhi mulutnya dengan makanan. Mereka tetap percaya diri.

Pangeran membelai tengkuk Eros  “Hei dimana Lucas? Seharusnya dia sudah ada disini. Kita tidak punya banyak waktu Dos,...”

“Tau tuh bos, udah beberapa hari ini ga keliatan. Cuti kali ya” sambil mengunyah burger sampai belepotan mukanya.

Tidak ada Lucas tidak akan menjadi masalah. Batin pangeran. Tapi pangeran tidak menyadari justru tidak ada Lucas saat itu akan menjadi sesuatu.  Dari satu desa  ke desa lain pangeran terus mencari Cinderella. Tapi nihil Cinderella sulit ditemukan. Hingga ia sampai di suatu desa yang terdapat sebuah rumah berasitektur kuno namun elegan. Disana ia bertemu dengan ibu dan dua saudara tiri Cinderella. Pangeran bertanya dimana Cinderella. Tapi jawaban ibu tiri Cinderella justru tidak memberi ketenangan. Namun menambah kekalutan.

“Oh, dia. Ngapain sih pangeran kamu nyari dia? dia udah ga tinggal disini lagi. Dia kabur. Mending menikah aja sama anak saya” pernyataan ini membuat pangeran ingin cepat-cepat pergi.

Pangeran semakin frustasi saja. Di tengah kegamangannya ia mengajak Doski untuk kembali lagi ke kota karena sudah tidak ada harapan lagi. Dan perjalanan mereka berhenti pada sebuah club yang entah sejak kapan ada di wilayah itu. Mereka memasuki club yang sangat asing di penglihatan pangeran. Dan dia ditawari minuman sejenis vodka oleh seorang bartender. Tanpa pikr pangeran meneguk vodka itu sampai habis. Rasanya pahit dilidahnya.

Tiba-tiba mata pangeran tertuju pada panggung yang gemerlap itu. Diselingi lampu yang kelap-kelip. Ia seperti mengenali perempuan yang sedang asik menghentakan tubuhnya untuk mengimbangi musik. Dia bersama seorang laki-laki dan ia mengenalinya. Mereka berpelukan sekilas. Pangeran membenci ini. Lalu pangeran menghampiri mereka.


“Lucas, kamu? Ngapain kamu disini? Bagus banget pergi tanpa ijin” pangeran memaki Lucas di depan banyak orang. Dan di depan orang yang ia cari selama ini. Cinderella.

“Sory bos, aku udah ga tahan sama ke otoriteran yang ada di istana. Pengen seneng-seneng dikit” Lucas dengan santainya menjawab dan selalu seperti biasa. Baju yang ia pakai terbalik.

Pangeran geram dan matanya langsung menatap Ciderella  “Apa kamu pemilik dari sepatu kaca ini?”

“Iya bener. Ya ampun jadi sepatu itu ada di pangeran ya? aduh pangeran tuh ya bikin hidup aku pusing deh”  bukan sikap ini yang diinginkan pangeran.

Pangeran jadi bingung  “Loh emangnya kenapa? harusnya kan bagus berarti dengan ini kita bisa ketemu terus nikah?”

“Tahu ga sih pangeran? Gara-gara sepatu kaca aku hilang sebelah ibu peri nyuruh aku buat ngegantiin soalnya ibu peri nyewa dari toko di kahyangan. Kalo sampai aku ga bisa ganti minimal pake duit nanti aku di bawa ke kahyangan dijadiin pembantu. Kan sedih pangeran di bumi jadi pembantu masa di kahyangan jadi pembantu juga? Capek. Gara-gara minggu depan uda  udah jatuh tempo aku bakal di bawa ke kahyangan. Pengeran puaskan? Coba mana aku lihat sepatunya” dan pangeran memberikan sepatu kaca itu kepada Ciderella.

“Aduh, kok jadi kaya gini sih ah ini sih ibu peri  tidak akan nerima” dan dilemparlah sepatu kaca itu dan hati pangeran sakit. “Udah ah yu Cas kita kesana” Cinderella menggandeng tangan Lucas dan Lucas menjadi tidak enak kepada pangeran. Orang yang telah membayarnya justru kini ia meyakiti hati bosnya sendiri.

Sang pangeran terdiam di tengah dinginnya pemikiran. Kini ia sadar bahwa semua pengorbanan yang ia lakukan selama ini sia-sia di mata Cinderella.  Ia baru mengerti apa arti dibalik pecahnya sepatu kaca milik Cinderella, bahwa pecahnya sepatu kaca itu menandakan berakhirlah hubungan tersirat yang mereka jalin walau hanya dalam beberapa jam dan pangeran sendiri yang merasakannya. Dan retakan yang masih terlihat di sepatu kaca itu menandakan tidak akan bisa mengembalikan rasa percaya itu seperti dulu. Hati terasa makin sakit dan harapan itu lenyap. Bagaimana dengan Cinderella? Apakah dia juga mencintai pangeran?

Kejadian tadi telah membukakan hati pangeran bahwa Cinderella bukan yang terbaik untuknya. Karena Cinderella justru memilih orang yang tidak lebih baik dari pangeran.

“Dasar cewek bodoh”

Sang pangeran pergi dari club itu ditemani Doski yang bingung harus berkata apa.

2 komentar:

  1. wah,,,,

    karangan kamu yanc? keren pisan yanc,,,

    BalasHapus
  2. iya hehehe aul bisa aja :D

    baca juga ya yang hatred sama tak ingin :D

    BalasHapus